Agen Dewa Poker - Partai berlambang kepala banteng PDIP itu identik dengan Megawati Soekarno Putri. Jadi, semua kebijakan partai tergantung dari apa yang diinginkan oleh Megawati.
Meski sebelumnya banyak kader PDIP yang menolak mendukung AHOK sebagai calon Gubernur DKI, namun pada akhirnya mereka semua tak ada lagi berani menyangkal.Keputusan yang diambil Megawati untuk mendukung AHOK, bukan semata-mata agar AHOK dapat kembali menjabat sebagai Gubernur DKI, namun sesungguhnya, Megawati sedang mempersiapkan AHOK sebagai Calon Presiden RI ke-8.
Mengapa demikian? Begini analisis saya.. AHOK adalah seorang figur pejabat yang sangat unik dan bahkan tak pernah ditemui pada pejabat-pejabat sebelumnya. AHOK adalah warga keturunan Tionghoa, non muslim, dan yang paling menonjol adalah bahwa AHOK punya karakter yang super berani melawan siapapun bila ada yang menghalangi keinginannya untuk memberantas korupsi dan memperbaiki negeri ini.
AHOK juga dikenal sebagai pejabat yang bersih dan jujur. Tak sedikit organisasi yang memberinya penghargaan dan dinobatkan sebagai pejabat anti korupsi. Disisi lain, meski punya watak yang temperamental, namun AHOK punya niat yang tulus dan hati yang mulia yaitu suka menolong warga miskin dan ingin membantu warganya yang tidak memperoleh keadilan sebagaimana mestinya. AHOK adalah pembela kebenaran sejati dan sangat patuh dan taat kepada konsitusi. AHOK adalah figur pejabat yang sangat disiplin dalam menjalankan aturan yang berlaku dan sama sekali tak bisa mentolerir segala bentuk pelanggaran hukum.
Karakter itulah yang membuat Megawati sangat yakin bahwa AHOK adalah calon pemimpin bangsa ini Sebagaimana diketahui, Megawati adalah politisi senior yang masih aktif dalam dunia politik tanah air. Peran Megawati juga sangat besar dalam mengantarkan Jokowi sebagai Presiden ke-7. Menurut saya, Megawati layak dinobatkan sebagai Arsitek Politik Indonesia, sabab dialah sebagai tokoh kunci untuk menentukan siapa saja yang akan dicetak sebagai pajabat tertinggi di negeri ini.
Megawati tidak sembarangan dalam menentukan keputusan mendukung AHOK, sebab sebagaimana yang terjadi sekarang ini, tak sedikit pihak yang menolak keberadaan AHOK sebagai pejabat, bahkan banyak yang membenci dan menghalalkan segala demi untuk menghentikan karir AHOK didunia politik dan birokrasi. Pihak yang menolak dan membenci AHOK itu meliputi seluruh lapisan masyarakat dari pejabat tinggi, politisi, mantan pejabat tinggi. pemuka agama, profesional hingga rakyat jelata. Meskipun terdapat penolakan dari sebagian kalangan tersebut, namun Megawati sangat yakin bahwa rakyat pendukung AHOK jumlahnya lebih besar daripada yang menolak atau membencinya.
Bagi Megawati, Pilkada DKI 2017 hanyalah sekadar sebagai batu loncatan saja, sebab ada momen yang jauh lebih besar yang krusial dan perlu dipersiapkan mulai sekarang yaitu Pemilu 2019 nanti. Megawati tentu telah meminta pertimbangan dari pihak terdekatnya, khususnya kepada Presiden Jokowi, terkait siapa yang bakal menjadi Wakil Presiden yang akan mendampinginya agar terpilih kembali menjadi Presiden untuk periode yang kedua pada Pemilu 2019.
Presiden Jokowipun sudah pasti menginginkan AHOK sebagai pasangan pendampingnya, sebab Jokowi dan AHOK layaknya dua sahabat karib yang tak akan bisa dipisahkan dengan alasan apapun juga. Jokowi sudah mengetahui karakter sejati dari AHOK sejak keduanya menjabat sebagai Gubernur dan Wagub Jakarta pada tahun 2012 lalu. Jokowi dan AHOK sama-sama punya kerinduan yang mendalam untuk kembali bersama lagi menjadi pasangan pemimpin tertinggi di negeri ini. Hal-hal diatas itulah yang membuat Megawati semakin mantap untuk memenangkan AHOK dalam Pilkada mendatang, meski cukup berat perjuangannya dalam menghadapi lawan-lawan politiknya. Mengapa perjuangan Megawati cukup berat dalam mendukung AHOK?
0 comments:
Post a Comment